Penyebab Suara Mesin Berisik dan Tidak Normal
Suara Mesin Berisik Karena Mekanikal
Mesin terdiri dari banyak bagian yang terbuat dari logam, yang masing-masing bagian bekerja dengan cara bergeser atau berputar.
Bagian-bagian mesin yang bergerak bergeser atau dengan berputar pasti selalu memiliki celah.
Jika celah antar bagian mesin ini bertambah besar melebihi spesifikasi, maka mesin akan menghasilkan suara berisik yang cukup mengganggu.
Bagian-bagian mesin yang bergerak bergeser atau dengan berputar pasti selalu memiliki celah.
Penyebab Suara Mesin Berisik dan Tidak Normal |
Jika celah antar bagian mesin ini bertambah besar melebihi spesifikasi, maka mesin akan menghasilkan suara berisik yang cukup mengganggu.
Karakteristik suara mesin berisik karena keausan komponen internal mesin
1. Beberapa kondisi terjadinya suara mesin berisik
- Suara mesin terdengar berisik semakin kencang saat temperatur rendah.
- Suara mesin berisik terdengar saat menggunakan oli yang tingkat kekentalannya tidak sesuai.
- Saat tekanan hidrolis rendah suara b erisik semakin kencang.
- Suara mesin semakin berisik saat akselerasi.
- Ketika beban berat, suara terdengar kencang.
2. Jenis-jenis suara mesin
- Suara geseran: suaranya seperti benda yang saling bergesekan.
- Suara ketukan: suara yang dihasilkan serupa ketukan.
- Suara lainnya: Umunya tidak jelas dan suara yang komplikasi
Suara Mesin berisik hanya pada saat Idling
PERKIRAAN PENYEBAB
|
AREA PEMERIKSAAN
|
Bearing water pump
|
Periksa bodi water pump dengan menggunakan sound scope.
|
Bunyi perapat oli
|
Isi oli mesin dari luar perapat oli atau semprotkan anti-squeaking agent pada permukaan.
|
Bunyi menjadi lebih kecil atau hilang.
| |
Gerak ke arah dorong camshaft.
|
Periksa penutup timing case dengan menggunakan sound scope.
|
Bunyi menjadi lebih keras saat mesin dipanaskan.
| |
Setelah idling, bunyi menjadi lebih kecil atau hilang saat putaran mesin lebih tinggi dari idle speed.
| |
Keausan bantalan camshaft
|
Periksa bantalan camshaft dengan meletakkan sound scope pada tutup bantalan camshaft.
|
Bunyi menjadi lebih kecil karena putaran mesin menjadi tinggi.
| |
Kontak yang buruk antara valve dan valve seat.
|
Setel celah katup.
|
Periksa kontak antara valve dan dudukannya dengan meletakkan sound scope dekat dengan kepala silinder.
| |
Indikator vacuum gauge bergerak sebagian besar.
| |
Gerak ke arah dorong crankshaft.
|
Periksa dengan menekan pedal kopling.
|
Saat bunyi berhenti, gerakan besar.
| |
Saat menekan pedal kopling, crankshaft tertekan ke depan. Akibatnya, gerak dorong hilang dan bunyi berhenti.
| |
Air intake
|
Periksa intake manifold, persambungan pembersih udara, dll.
|
Sumbat posisi yang diperkirakan bahwa udara terhisap dengan menggunakan oli mesin, gemuk, kain, dll.
|
Suara mesin berisik hanya pada putaran tertentu saja
PERKIRAAN PENYEBAB
|
AREA PEMERIKSAAN
|
Fan Belt slip
|
Bunyi
dapat terdengar saat akselerasi mendadak setelah idling dilakukan.
|
Setel
tegangan belt ke nilai spesifikasi.
|
|
Periksa
belt terhadap adanya keausan, keretakan, atau noda oli.
|
|
Bunyi kontak bantalan atau sikat ke alternator
|
Lepas
belt, dan periksa bunyi sambil merotasi puli dengan tangan.
|
Piston side knock
|
Saat
mesin dingin, side knock keras, namun, saat temperatur naik, bunyi berkurang,
atau berhenti.
|
Untuk
piston berlogam campuran aluminium, ekspansi lebih besar daripada silinder.
Sehingga, celah piston menjadi kecil dan side knock juga menjadi kecil.
|
|
Saat
busi tidak menyala, bunyi berubah dan umumnya, menjadi lebih kecil.
|
|
Connecting rod bearing knock
|
Bunyi
yang keras dari dasar mesin terdengar saat mengakselerasi setelah mesin
dihangatkan, atau segera setelah akselerasi.
|
Saat
putaran mesin berada di dalam rentang dimana bunyi dihasilkan, bila busi
tidak menyala, bunyi berubah, umumnya menghilang.
|
|
Crankshaft bearing knock
|
Bunyi
yang keras dari dasar mesin terdengar saat mengakselerasi setelah mesin
dihangatkan, atau segera setelah akselerasi.
|
Meskipun
saat busi tidak menyala, bunyi berubah sedikit.
|
|
Bunyi
crankshaft bearing knock lebih rendah dan lebih membosankan dibandingkan
dengan pada connecting rod bearing knock.
|
|
Piston pin knock
|
Piston
pin knock menjadi semakin keras saat temperatur mesin naik.
|
Piston
pin knock berbunyi lebih solid daripada piston knock.
|
|
Kipas pendingin tidak dipusatkan
|
Periksa
kipas terhadap adanya kebengkokkan, penggantian yang buruk, atau menggulung.
|
Baut fly-wheel dikendorkan
|
Bunyi
menjadi semakin keras saat diakselerasi secara mendadak
|
Bunyi
menjadi semakin kecil atau hilang saat menakan pedal kopling sepenuhnya.
|
|
Bunyi
yang serupa dengan crankshaft bearing knock dapat terdengar agak solid.
|
Suara mesin pada putaran yang bervariasi
PERKIRAAN PENYEBAB
|
AREA PEMERIKSAAN
|
Naiknya celah katup dan kegagalan kontak
|
Setel
celah katup.
|
Bunyi katup yang menempel
|
Periksa
bunyi dengan meletakkan sound scope pada katup.
|
Semprotkan
oli mesin atau anti-squeaking agent, bunyi menjadi semakin kecil atau
menghilang.
|
|
Kebocoran gas buang
|
Periksa
dengan meletakkan kain basah, dll. pada sistem buang sampai blok.
|
Bunyi
menjadi semakin keras saat putaran mesin naik secara mendadak.
|
|
Kebocoran gas kompresi
|
Periksa
dengan membuat busi tidak menyala
|
Bunyi
menjadi semakin kecil atau menghilang saat busi tidak menyala.
|
|
Bila
ada kebocoran, oli tersembur keluar.
|
|
Bila
gasket rusak, gas pembakaran masuk ke dalam sistem pendinginan. Akibatnya,
gelembung-gelembung dapat dibangkitkan pada bagian atas radiator.
|
Suara mesin berisik karena pembakaran yang tidak normal
1.Bunyi knocking
Ketika kecepatan kendaraan dinaikkan, suara knocking (baca: ngelitik) tinggi terdengar.Piston dan katup akan terpengaruh dan mesin bisa rusak.
Penyebab utamanya
1.Kualitas bahan bakar rendahAngka oktan bahan bakar lebih rendah daripada seharusnya.
2.Timing pengapian terlalu maju
Bila timing pengapian terlalu maju, pembakaran akan terjadi seketika. Akibatnya, terjadi knocking.
3. Kerusakan pada busi atau menggunakan busi yang tidak sesuai spesifikasi.
Busi terlalu panas dan menyebabkan pengapian prematur.
Temperatur yang tepat untuk spark plug adalah kurang lebih 450 sampai 950 derajat Celsius, yakni temperatur self-cleaning
4.Terjadi penumpukan karbon di ruang bakar.
Karbon menumpuk di ruang bakar akan menyulitkan panas keluar, sehingga temperatur mesin menjadi terlalu panas
Bagian yang panas akan menjadi titik panas dan menyebabkan pengapian prematur.
5.Rasio campuran udara-bahan bakar kurus
Jika rasio campuran udara dan bahan bakar terlalu kecil, mesin akan mengeluarkan suara ketukan pada kecepatan tinggi atau jika sedang mengangkut beban berat.
6. Beban kendaraan terlalu berat
Jika beban mesin berlebihan, suara ketukan akan mudah terjadi.
PETUNJUK:
Jika kendaraan terus dijalankan selagi suara ketukan tersebut terdengar, malfungsi yang dijelaskan berikut ini akan terjadi- Panas berlebihan
- Kerusakan logam karena panas berlebihan
- Konsumsi bahan bakar meningkat karena efisiensi panas berkurang.
- Busi, piston dan valve meleleh
- Gasket cylinder head patah.
2. Run-on (dieseling)
Run-on adalah gejala yang menunjukkan terjadinya pembakaran secara spontan. Gejala ini muncul bila bahan bakar tersedot oleh momen inersia dari crankshaft atau flywheel, busi yang panas berlebihan lantas membakar gas yang belum terbakar, serta penumpukan karbon dalam ruang bakar yang menjadi sumber panas, meski saat itu switch ignition telah di-off-kan.
PETUNJUK:
Pada mesin EFI, ketika switch ignition diputar ke-on, suplai bahan bakar dihentikan. Namun gejala Run - On dapat juga terjadi karena beberapa sebab.
1. Bahan bakar yang tidak tepatPenyebab utama
Temperatur penyalaan sendiri (self-ignition) atau oktan bahan bakar terlalu rendah.
2. Temperatur udara intake tinggi
Suhu campuran udara-bahan bakar yang terkompresi lebih tinggi dari temperatur penyalaan sendiri bahan bakar itu.
3. Kompresi yang terlalu tinggi (kecepatan tinggi atau membawa beban berat)
Temperatur pembakaran dan temperatur dinding ruang bakar keduanya terlalu tinggi. Bila tekananannya tinggi, maka temperatur campuran udara dan bahan bakar juga akan meninggi.
4.Akumulasi karbon di dalam ruang pembakaran
Karbon yang menumpuk di ruang bakar akan mencegah panas untuk keluar sehingga mesin menjadi terlalu panas.
Bagian yang terlalu panas akan menjadi titik panas..
5. Kerusakan pada busi atau menggunakan busi yang tidak sesuai spesifikasi.
Busi membara sehingga menjadi titik panas.
6.Putaran idle terlalu tinggi
Jumlah udara intake ketika katup throttle tertutup penuh terlalu banyak.
Temperatur bagian dari ruang bakar menjadi tinggi.
8.Timing pengapian terlalu mundur
Jika temperatur maksimum pembakaran turun, tetapi durasi pembakaran menjadi lebih panjang, maka temperatur gas buang akan meninggi.
Sehingga, temperatur di sekitar exhaust valve naik menjadi sumber panas hingga terjadi pembakaran spontan.
3. Terjadi Pembakaran "Lanjutan" (After fire)
Campuran udara dan bahan bakar tidak dapat dikeluarkan secara sempurna dari ruang bakar. Campuran ini berupa gas yang tidak terbakar, tertahan dalam sistem exhaust dan dapat meledak.Jika campuran udara dan bahan bakar terlalu kaya, dan ignition timing sedikit mundur, maka gejala ini dapat saja terjadi.
Penyebab utamanya
1. Campuran udara bahan bakar terlalu kurusPembakaran terjadi lebih lambat dan durasinya juga bertambah panjang. Ketika proses pembakaran tidak sempurna, maka akan segera dilanjutkan ke langkah usaha (explosion stroke), lantas langkah pemasukan, maka terjadilah back fire.
2.Timbulnya titik-titik panas
Jika titik-titik panas timbul karena temperatur terlalu tinggi, campuran udara dan bahan bakar akan terbakar saat intake stroke. Campuran ini akan mengalami pembakaran di dalam intake manifold dan menimbulkan back fire.
3.Valve timing dan ignition timing tidak sesuai
Jika timing kedua bagian ini tidak benar karena kesalahan dalam perbaikan, maka back fire akan terjadi dan mesin tidak dapat dihidupkan.
4. Terjadi pembakaran "balik" (Back fire)
Gejala ini terjadi dari hasil pembakaran campuran udara dan bahan bakar.Hal ini bisa terjadi karena proses pembakaran tetap berlangsung ketika proses pembakaran di dalam silinder justru berjalan lambat, disusul oleh mulai terbukanya intake valve dalam keadaan campuran udara bahan bakar yang kurus atau timing pengapian dimundurkan, dll.
Back fire cenderung terjadi bila mesin di-start saat dingin atau diakselerasi saat pemanasan mesin.
Penyebab utamanya
1.Campuran udara bahan bakar terlalu kurusPembakaran terjadi lebih lambat dan durasinya juga bertambah panjang. Ketika proses pembakaran tidak sempurna, maka akan segera dilanjutkan ke langkah usaha (explosion stroke), lantas langkah pemasukan, maka terjadilah back fire.
2. Timbulnya titik-titik panas
Jika titik-titik panas timbul karena temperatur terlalu tinggi, campuran udara dan bahan bakar akan terbakar saat intake stroke. Campuran ini akan mengalami pembakaran di dalam intake manifold dan menimbulkan back fire.
3.Valve timing dan ignition timing tidak sesuai
Jika timing kedua bagian ini tidak benar karena kesalahan dalam perbaikan, maka back fire akan terjadi dan mesin tidak dapat dihidupkan.
Ada masalah dengan mobil Anda...??
Butuh Bantuan...???
Silahkan hubungi kami..!!
www.montirpro.com 08111857333
Tidak ada komentar:
Posting Komentar