Memahami Blow By Gas Pada mesin Mobil
Ring piston berfungsi untuk menyekat ruang bakar supaya tidak terjadi kebocoran kompresi dan blow by gas. Pada kondisi normal ring piston yang baru sekalipun tidak akan dapat menyekat seratus persen kebocoran pada celah piston. Jadi adalah hal yang normal jika ada sedikit gas bahan bakar yang lolos dari ring psiton dan masuk ke dalam crank case atau disebut dengan blow by gas.
Ring piston yang tidak dipasang dengan benar dapat mengakibatkan volume blow by gas yang berlebihan dan menurunkan tenaga mesin sekitar 10 sampai 20 Hp.
Blow by gas yang masuk kedalam ruang crankcase dapat mengencerkan oli yang terdapat di crankcase dan memperpendek usia oli serta memicu kerusakan mesin.
Hal tersebut juga akan meningkatkan emisi kendaraan yang berasal dari dari crankcase dan meningkatkan beban pada sistem PCV atau positive crankcase ventilation.
Jadi salah satu cara untuk memeriksa kondisi ring piston adalah dengan mengukur blow by gas.
Flow meter dapat digunakan untuk mengukur blow by gas pada setiap tingkat kecepatan mesin, mulai saat idle sampai throttle terbuka penuh.
Pada mesin dengan konfigurasi V6 atau V8 lubang pada salah satu valve cover harus ditutup agar airflow dari crankcase dapat mengalir melalui alat flow meter.
Saat mesin hidup, seluruh blow by gas yang lolos dari ring piston akan mengalir menuju crankcase dan keluar melalui valve cover opening menuju ke alat flow meter.
Output dari alat flow meter berupa sinyal tegangan analog antara 0 sampai 5 Volt. Tampilan alat ukur kemudian dapat dikonversi ke-satuan yang menunjukkan jumlah air flow persatuan waktu.
Satuan yang biasa digunakan untuk mengukur blow by gas adalah cubic feet per minute (cfm) dan cubic feet per hour (cfh).
Salah satu suplier alat blow-by flow meter menyatakan bahwa, mesin menghasilkan blow by gas yang paling banyak adalah saat posisi idle, bukan pada rpm tinggi seperti yang banyak diyakini sebagian besar orang.
Alasannya adalah bahwa saat kecepatan mesin meningkat, kemampuan ring piston untuk menyekat akan semakin baik sehingga volume blow by gas akan menurun.
Sebagai contoh, mesin yang menghasilkan tenaga 500 hp dan menggunakan ring piston konvensional dengan celah ring end gapnya dalam batas spesifikasi biasanya mempunyai volume blow by gas sekitar 10 cfm.
Mesin performa tinggi seperti yang digunakan untuk balapan NASCAR, biasanya mempunyai ring pistom dengan celah end gap yang lebih kecil, sehingga blow by gasnya lebih kecil.
Mobil balap NASCAR biasanya menggunakan mesin yang mampu menghasilkan tenaga hingga 800-900 hp dan mempunyai volume blow by gas sekitar 5 cfm.
Semakin kecil blow by gas suatu mesin maka semakin besar tenaga yang dihasilkan oleh mesin tersebut. Dengan memahami blow by gas para modifikator balap biasanya akan berusaha memperkecil volume blow by gas suatu mesin dengan mencoba beberapa konfigurasi ring piston, jenis ring piston (conventional atau gapless), menerapkan setingan end gap ring piston yang berbeda dan memperbaiki finising dinding silinder mesin.
Pengukuran blow by gas mesin merupakan salah satu "resep rahasia" para modifikator balap karena hal tersebut dapat memberi tahu mereka seberapa bagus ring piston menyekat kebocoran ruang bakar untuk memaksimalkan tenaga yang dihasilkan oleh mesin.
Pengukuran itu juga dapat mendeteksi "ring flutter" yang mungkin terjadi pada tingkat rpm tertentu dan digunakan sebagai patokan untuk merubah berat dan end gap ring piston untuk meminimalisir masalah tersebut.
Ring piston yang tidak dipasang dengan benar dapat mengakibatkan volume blow by gas yang berlebihan dan menurunkan tenaga mesin sekitar 10 sampai 20 Hp.
Blow by gas yang masuk kedalam ruang crankcase dapat mengencerkan oli yang terdapat di crankcase dan memperpendek usia oli serta memicu kerusakan mesin.
Hal tersebut juga akan meningkatkan emisi kendaraan yang berasal dari dari crankcase dan meningkatkan beban pada sistem PCV atau positive crankcase ventilation.
Jadi salah satu cara untuk memeriksa kondisi ring piston adalah dengan mengukur blow by gas.
Blow by gas = Bahan bakar yang lolos dari ring piston dan masuk ke crankcase |
Engine Blow-by Flow Meter
Blow-by flow meter dapat memberitahu secara tepat berapa banyak blow by gas tang terdapat di dalam mesin. Tidak seperti tes kompresi dan static leak down test, blow by test pada dasarnya adalah mengukur volume gas yang masuk ke dalam ruang crank case melalui celah piston.Flow meter dapat digunakan untuk mengukur blow by gas pada setiap tingkat kecepatan mesin, mulai saat idle sampai throttle terbuka penuh.
Blow-by flow meter alat untuk mengukur volume blow by gas |
Engine Blow-by Test
Blow-by test membutuhkan alat flow meter. Alat tersebut akan mengukur airflow dan dapat dipasang baik pada ventilasi crankcase ataupun pada valve cover breather atau PCV valve.Pada mesin dengan konfigurasi V6 atau V8 lubang pada salah satu valve cover harus ditutup agar airflow dari crankcase dapat mengalir melalui alat flow meter.
Saat mesin hidup, seluruh blow by gas yang lolos dari ring piston akan mengalir menuju crankcase dan keluar melalui valve cover opening menuju ke alat flow meter.
Output dari alat flow meter berupa sinyal tegangan analog antara 0 sampai 5 Volt. Tampilan alat ukur kemudian dapat dikonversi ke-satuan yang menunjukkan jumlah air flow persatuan waktu.
Satuan yang biasa digunakan untuk mengukur blow by gas adalah cubic feet per minute (cfm) dan cubic feet per hour (cfh).
Salah satu suplier alat blow-by flow meter menyatakan bahwa, mesin menghasilkan blow by gas yang paling banyak adalah saat posisi idle, bukan pada rpm tinggi seperti yang banyak diyakini sebagian besar orang.
Alasannya adalah bahwa saat kecepatan mesin meningkat, kemampuan ring piston untuk menyekat akan semakin baik sehingga volume blow by gas akan menurun.
Berapakah volume blow by gas yang dianggap normal..?
Nilai blow by gas normal bisa diketahui dengan membagi output horse power maksimum mesin dengan angka 50.Sebagai contoh, mesin yang menghasilkan tenaga 500 hp dan menggunakan ring piston konvensional dengan celah ring end gapnya dalam batas spesifikasi biasanya mempunyai volume blow by gas sekitar 10 cfm.
Mesin performa tinggi seperti yang digunakan untuk balapan NASCAR, biasanya mempunyai ring pistom dengan celah end gap yang lebih kecil, sehingga blow by gasnya lebih kecil.
Mobil balap NASCAR biasanya menggunakan mesin yang mampu menghasilkan tenaga hingga 800-900 hp dan mempunyai volume blow by gas sekitar 5 cfm.
Semakin kecil blow by gas suatu mesin maka semakin besar tenaga yang dihasilkan oleh mesin tersebut. Dengan memahami blow by gas para modifikator balap biasanya akan berusaha memperkecil volume blow by gas suatu mesin dengan mencoba beberapa konfigurasi ring piston, jenis ring piston (conventional atau gapless), menerapkan setingan end gap ring piston yang berbeda dan memperbaiki finising dinding silinder mesin.
Pengukuran blow by gas mesin merupakan salah satu "resep rahasia" para modifikator balap karena hal tersebut dapat memberi tahu mereka seberapa bagus ring piston menyekat kebocoran ruang bakar untuk memaksimalkan tenaga yang dihasilkan oleh mesin.
Pengukuran itu juga dapat mendeteksi "ring flutter" yang mungkin terjadi pada tingkat rpm tertentu dan digunakan sebagai patokan untuk merubah berat dan end gap ring piston untuk meminimalisir masalah tersebut.
2 komentar:
Itu nama alat yg digambar apa? Dan kira2 harganya brp?
Trimakasih Bapak Montirpro telah banyak memberi pengetahuan yg lebih jelas lagi mengenai blow by gas pada mesin mobil.
Posting Komentar